Selasa, 29 Oktober 2024 – Menjadi momen yang penuh semangat bagi seluruh warga MTsN 29 Jakarta Timur dengan dilaksanakannya Selebrasi P5PPRA Keaifan Lokal bertemakan “Betawi Punye Kite: Generasi Kuat, Generasi Hebat, Menuju Indonesia Emas”. Kegiatan ini merupakan upaya untuk memperkenalkan dan melestarikan kearifan lokal Betawi sambil memperkuat Profil Pelajar Pancasila, sesuai dengan visi pendidikan Indonesia yang mencita-citakan generasi muda yang maju, berdaulat, mandiri, dan berkepribadian.
P5PPRA (Program Penguatan Profil Pelajar Pancasila Berbasis Keaifan Lokal) adalah salah satu kegiatan ko-kurikuler yang wajib diadakan dalam rangka menciptakan pelajar dengan karakter yang kuat. Sesuai dengan prinsip Kurikulum Merdeka, kegiatan ini tidak hanya berfokus pada kemampuan kognitif, tetapi juga pada pembentukan sikap dan perilaku yang mencerminkan jati diri bangsa Indonesia.
Dalam sambutannya, Dr. Syamsudin, M.Pd., Kepala MTsN 29 Jakarta Timur, mengungkapkan, “Kegiatan P5PPRA ini bertujuan untuk menguatkan karakter siswa, tidak hanya dari segi akademik, tetapi juga melalui pemahaman dan penghargaan terhadap budaya lokal, dalam hal ini budaya Betawi. Kita ingin agar para siswa tidak hanya cerdas secara intelektual, tetapi juga berkarakter kuat, gotong royong, kreatif, dan toleran.”
Selain itu, Dr. Syamsudin menekankan bahwa program ini sesuai dengan Peraturan Mendikbudristek No. 12 Tahun 2024 yang menyatakan bahwa kurikulum pendidikan harus mencakup unsur intrakurikuler, kokurikuler, serta ekstrakurikuler untuk mengembangkan karakter dan kompetensi siswa.
Salah satu bagian yang paling ditunggu dalam acara ini adalah peluncuran buku antologi cerpen karya para siswa MTsN 29 Jakarta Timur. Buku-buku tersebut mencerminkan kreativitas tinggi siswa-siswi kelas 9, antara lain:
- “Petualangan dan Emosi” (kelas 9.1),
- “Jejak Kenangan di Taman Persahabatan” (kelas 9.5),
- “Rumah Tanpa Atap” (kelas 9.6),
- “Misteri Keajaiban” (kelas 9.2).
Buku-buku ini merupakan hasil karya sastra yang diciptakan oleh para siswa dengan bimbingan para guru, sebagai bukti nyata bahwa mereka tidak hanya mampu mengembangkan kemampuan akademik, tetapi juga kemampuan berkreasi melalui tulisan.
Para siswa siswi kelas 7 membuat booth Betawi yang menampilkan berbagai makanan tradisional Betawi seperti kue cucur, selendang mayang, bir pletok, gado-gado, dan lain-lain. Selain membuat booth para siswa – siswi kelas 7 juga menampilkan penampilan yel-yel kekompakan, yang menjadi simbol semangat gotong royong dan kebersamaan di antara siswa-siswi.
Selain itu, para siswa kelas 8 dan 9 mempersembahkan berbagai pertunjukan seni tradisional Betawi, seperti tari ondel-ondel, tari jali-jali, tari sirih kuning, dan tari kincir-kincir. Serta, ada juga drama musikal Malin Kundang, mukalisasi puisi, dan stand-up comedy yang memukau penonton dengan kreativitas dan keberanian siswa di atas panggung.
Selain itu, para siswa kelas 8 dan 9 mempersembahkan berbagai pertunjukan seni tradisional Betawi, seperti tari ondel-ondel, tari jali-jali, tari sirih kuning, dan tari kincir-kincir. Serta, ada juga drama musikal Malin Kundang, mukalisasi puisi, dan stand-up comedy yang memukau penonton dengan kreativitas dan keberanian siswa di atas panggung.
.[Afdhal], salah satu siswa kelas 9 yang turut tampil dalam drama musikal Malin Kundang, mengatakan, “Saya merasa sangat senang dan bangga bisa ikut serta dalam kegiatan ini. Melalui acara seperti ini, saya bisa belajar banyak tentang budaya Betawi, dan juga belajar bagaimana bekerja sama dengan teman-teman untuk menghasilkan penampilan yang terbaik. Saya berharap kita semua bisa menjaga dan melestarikan budaya lokal ini.”
[Sri Indriyawati], salah satu wakil kepala madrasah bagian humas di MTsN 29 Jakarta Timur, mengatakan, “Saya sangat mengapresiasi antusiasme siswa-siswi dalam mengikuti kegiatan ini. P5PPRA adalah kesempatan bagi mereka untuk mengekspresikan kreativitas sekaligus belajar tentang pentingnya melestarikan budaya lokal. Saya bangga melihat mereka tampil percaya diri dan menunjukkan kekompakan.”
Selebrasi P5PPRA kali ini menjadi bukti nyata dari implementasi Kurikulum Merdeka yang tidak hanya menuntut siswa untuk cerdas secara akademis, tetapi juga memiliki karakter yang kuat dan berakhlak mulia. Kegiatan ini memperlihatkan bagaimana kearifan lokal dapat menjadi dasar yang kokoh bagi pembentukan Pelajar Pancasila, yang siap menghadapi tantangan global namun tetap menghargai identitas budaya bangsa.
“Dengan kegiatan ini, saya berharap para siswa semakin mencintai budaya Indonesia, khususnya budaya Betawi, dan memiliki karakter yang bisa menjadi teladan bagi masyarakat,” tutup Dr. Syamsudin.
MTsN 29 Jakarta Timur terus berkomitmen untuk melahirkan generasi muda yang tidak hanya cerdas, tetapi juga memiliki integritas dan rasa bangga terhadap warisan budaya bangsa, siap mewujudkan Indonesia Emas di masa depan.
Wassalamualaikum Wr.Wb